PROFIL SMP TAMAN DEWASA JETIS
PROFIL SMP TAMAN DEWASA JETIS
SMP
Taman Dewasa Jetis beralamatkan di jalan AM Sangaji No.39 Cokrodiningratan,
Jetis, Kota Yogyakarta. SMP Taman Dewasa Jetis berdiri tanggal 3 Juli 1948.
Kepala sekolah di SMP Taman Dewasa Jetis adalah Bapak Susaryanto, S.Pd., beliau
bekerja sebagai guru di SMP Taman Dewasa Jetis sejak tanggal 22 Juli 1991.
Pernah menjabat sebagai wakil kepla sekolah urusan kurikulum pada tahun
2012-2017. Diangkat sebagai kepala sekolah SMP Taman Dewsa Jetis tanggal 12
Juli 2017.
SMP
Taman Dewsa Jetis Yogyakarta terdapat tiga lantai. Lantai pertama untuk kantor
Kepala sekolah, kantor Tata Usaha, kantor guru, dua ruang kelas, ruang UKS,
perpustakaan, dan kantin. Lantai dua terdapat sepuluh ruang untuk kelas VIII
dan IX. Lantai tiga untuk ruang laboratorium dan laboratorium komputer.
SMP
Taman Dewasa Jetis menggunakan kurikum 2006 dan kurikulum 2013. Kurikulum 2006
digunakan guru di kelas IX. Kurikulum 2013 sudah digunkan oleh guru dalam
pembelajaran kelas VII dan kelas VIII.
SMP
Taman Dewasa Jetis terdiri dari 286 siswa. Kelas VII terdiri atas dua kelas
yang berjumlah 43 siswa. Kelas VIII terdiri atas lima kelas yang berjumlah 127
siswa. Sedangkan kelas IX terdiri atas lima kelas yang berjumlah 116 siswa.
VISI DAN MISI SMP TAMAN
DEWASA JETIS
Visi : Terwujudnya
kepribadian yang religious, cerdas, terampil, berbudaya, dan berwawasan
lingkungan.
Misi
Sekolah
Berdasarkan
Visi sekolah diatas SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta akan melaksanakan misi
sebagai berikut :
1. Mengamalkan ajaran agama sesuaiyang
dianutnya.
2. Meraih prestasi akademik yang optimal.
3. Meningkatkan keterampilan siswa bidang
Iptek, Seni Budaya, dan Olahraga.
4. Menggali dan mengembangkanpotensi non
akademik.
5. Menumbuhkan pembelajaran “Amog Metode”.
6. Menunjung tinggi budaya Lokal dan
Nasional.
7. Melaksanakan 7K yaitu Keamanan,
Ketertiban, Kekeluargaan, Kebersihan, Keindahan, Kerindangan, dan Keteladanan.
Tujuan : Membentuk
manusia yang beriman, berakhlak mulia, cakap, percaya diri, disiplin,
bertanggung jawab, cinta tanah air, memajukan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan.
HASIL OBSERVASI
A. Budaya
Sekolah
Budaya sekolah adalah
sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan
simbol-simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru atau pendidik,
petugas tenaga kependidikan atau administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar
sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra
sekolah tersebut di masyarakat luas. Sebuah sekolah harus mempunyai misi menciptakan
budaya sekolah yang menantang dan menyenangkan, adil, kreatif, inovatif,
terintegratif, dan dedikatif terhadap pencapaian visi, menghasilkan lulusan
yang berkualitas tinggi dalam perkembangan intelektualnya dan mempunyai
karakter jujur, kreatif, mampu menjadi teladan, bekerja keras, toleran dan
cakap dalam memimpin, serta menjawab tantangan akan kebutuhan pengembangan
sumber daya manusia yang dapat berperan dalam perkembangan iptek.
Budaya sekolah terbentuk dari eratnya kegiatan
akademik dan kesiswaan, seperti dua sisi mata uang logam yang tak dapat
dipisahkan. Melalui kegiatan ekstrakurikuler yang beragam dalam bidang keilmuan,
keolahragaan, dan kesenian membuat siswa dapat menyalurkan minat dan bakatnya
masing-masing. Budaya sekolah juga dipengaruhi oleh beberpa faktor, yaitu visi,
misi, dan tujuan sekolah.
Dari hasil pengamatan data yang telah kami lakukan
diperoleh bahwa budaya sekolah yang biasa diterapkan di SMP Taman Dewasa Jetis
Yogyakarta adalah
Ø Budaya salam
Budaya
salam selalu diterapkan di SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta, setiap paginya
bagi guru piket yang terjadwal untuk piket selalu menyambut kedatangan siswa –
siswi di depan gerbang SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta. Siswa – siswi yang
datang selalu mengucapkan salam dan berjabat tangan kepada Bapak/Ibu yang
bertugas. Tidak hanya itu siswa – siswi juga selalu membiasakan selama di
lingkungan sekolah apabila bertemu Bapak/Ibu guru maupun petugas sekolah dan
siswa – siswi yang lainnya selalu mengucapkan salam.
Ø Upacara bendera
Upacara
bendera rutin dilakukan setiap hari Senin mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul
07.30 WIB. Apabila terpaksa tidak bisa dilakukan upacara bendera maka akan
diadakan apel pagi yang dipimpin oleh Kepala Sekolah atau Waka Kesiswaan. Untuk
petugas upacara tiap minggunya dilakukan giliran tiap kelas.
Ø Seragam sekolah
Untuk
seragam sekolah siswa – siswi di SMP Taman Dewasa Jetis
ditetapkan. Hari senin sampai kamis menggunakan baju OSIS. Hari jum’at
dan hari sabtu menggunakan baju batik SMP Taman Dewasa Jetis Yogyakarta.
Ø Budaya piket kelas
Budaya
piket kelas telah diterapkan di seluruh kelas. Dalam satu kelas dibuat
pembagian jadwal piket. Setiap harinya yang terjadwal untuk piket selalu
melaksanakan piket setelah proses pembelajaran selesai.
Ø Pentas seni atau pameran hasil karya
siswa
Pentas
seni atau pameran hasil karya siswa biasa dilaksanakan setiap tahunnya. Dengan
adanya pentas seni atau pameran tersebut dapat melatih siswa melaksanakan
kegiatan bernuansa seni baik kesenian tradisonal maupun kesenian modern.
Ø Pelepasan siswa
Setiap
tahunnya selalu diadakan pelepasan siswa kelas XI pada saat perpisahan dengan
Bapak/Ibu guru dan adik –adik kelas VII dan kelas VIII
Ø Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler
setiap minggunya berjalan dengan baik. Ada berbagai macam jenis kegiatan
ekstrakurikuler diantaranya :
-
Pramuka
-
Bela
diri
-
Seni
tari
-
Paduan
suara
-
KIR
/ Jurnalistik
-
Basket
-
Sepak
bola
-
Baca
Al- Qur’an
-
Seni
Rupa / Batik
Dalam pengumpulan data ini kami menggunakan aspek
penilaian dalam melaksanakan pengamatan dengan memperhatiakan aspek berikut :
1.
Aktivitas
dan rutinitas guru di dalam kelas
2.
Aktivitas
dan rutinitas warga sekolah di lingkungan sekolah
3.
Interaksi
guru dan siswa di dalam kelas
4.
Interaksi
warga sekolah di lingkungan sekolah
5.
Aktivitas
warga sekolah dalam mendisiplinkan siswa baik di dalam maupuan di luar kelas
6.
Aktivitas
warga sekolah dalam menertibkan siswa baik di dalam maupun di luar kelas
7.
Aktivitas
warga sekolah dalam membentuk rasa tanggung jawab siswa baik di dalam maupun di
luar kelas
Aktivitas dan rutinitas guru di dalam kelas dimulai
dari sebelum melaksanakan pembelajaran
sampai selesainya proses pembelajaran. Saat memulai pembelajaran guru
memulai pembelajaran dengan memberikan salam serta memerintahkan siswa untuk
berdoa bersama memulai pembelajaran agar proses pembelajaran bisa berjalan
dengan lancar. Kemudian diteruskan dengan guru mengabsen kehadiran siswa. Aktivitas
dan rutinitas warga sekolah di lingkungan sekolah juga berjalan dengan baik.
Setiap harinya selalu ada guru piket yang menyambut kehadiran siswa – siswi
didepan sekolah. Setiap hari senin seluruh warga sekolah juga melaksanakan
upacara bendera dihalaman sekolah dengan petugas upacara setiap minggunya
bergantian sesuai dengan pembagian tugas dari masing – masing kelas.
Interaksi guru dan siswa juga sangat diperlukan baik
didalam maupun diluar kelas. Interaksi guru dan siswa terjalin dengan baik.
Guru didalam kelas telah menjalankan perannya dengan baik sebagai motivator dan
fasilisator yang baik untuk siswa – siswi di kelas. Pada proses pembelajaran
guru memberikan contoh penerapan materi dalam kehidupan nyata sebelum memulai
proses pembelajaran pada materi pokok. Untuk interaksi warga sekolah di
lingkungan sekolah tidak hanya guru kelas yang membimbing dan berinteraksi
dengan baik kepada siswa – siswi melainkan juga ada guru pendamping untuk siswa
yang memiliki keterbatasan khusus. Interaksi tersebut berjalan dengan baik,
sehingga memudahkan guru dalam mengarahkan siswa yang memiliki kebutuhan
khusus. Interaksi yang terjalin dengan akrab dapat menunjukkan rasa
kekeluargaan yang tinggi karena pada dasarnya warga sekolah menerapkan sistem
among.
Dalam mendisplinkan siswa – siswi baik dalam lingkup
diluar maupun dalam sekolah dilakukan dengan pemberian sanksi yang tegas. Untuk
mendisiplinkan siswa akan waktunya masuk sekolah, pergantian jam belajar, tiba
waktu istitahat dan waktunya selesai pembelajaran dapat ditandai dengan bel.
Untuk menertibkan siswa baik didalam maupun diluar sekolah bisa dilakukan
dengan menegur apabila ada siswa yang berpakaian tidak rapi atau tidak memakai
atribut seragam yang lengkap. Aktivitas warga sekolah dalam membentuk rasa tanggung
jawab di dalam sekolah sangat ketat. Siswa – siswi bertanggung jwab terhadap
jadwal piket yang telah ditetapkan pada masing – masing kelas. Siswa – siswi
akan segera menjalankan jadwal piket secara bersama – sama setelah proses
pembelajaran selesai. Untuk guru – guru juga bertanggung jawab terhadap jadwal
piket yang telah ditentukan.
B. Kompetensi
jati diri / kepribadian guru
Kompetensi kepribadian mencakup kepribadian yang
utuh, berbudi luhur, jujur, dewasa, beriman, bermoral, kemampuan
mengaktualisasikan diri seperti disiplin, tanggung jawab, peka, objekti, luwes,
berwawasan luas, dapat berkomunikasi dengan orang lain; kemampuan mengembangkan
profesi seperti berpikir kreatif, kritis, dan reflektif. Kemampuan kepribadian
lebih menyangkut jati diri seorang guru sebagai pribadi yang baik, tanggung
jawab, terbuka, dan terus mau belajar untuk maju. Yang pertama ditekankan
adalah guru itu bermoral dan beriman. Hal ini jelas merupakan kompetensi yang
sangat penting karena salah satu tugas guru adalah membantu anak didik yang
bertaqwa dan beriman serta menjadi anak yang baik.
Guru berpenampilan baik, rapi, sopan, sehingga dapat
menjadi teladan bagi siswa – siswinya, dalam berpakaian guru juga menggunakan
seragam sesuai dengan peraturan pemerintah. Kepercayaan diri yang dimiliki oleh
guru sangat baik. Guru selalu siap dalam menyampaikan materi kepada siswa –
siswinya. Kata dan tindakan yang dilakukan guru selaras dengan apa yang
diharapkan, terlihat dari guru mampu menyampaikan materi kepada siswa –
siswinya dengan menggunakan bahasa dalam kehidupan sehari – harinya, sehingga
siswa lebih mudah menerima materi yang diajarkan oleh guru mata pelajarannya.
Guru memiliki sifat kewibaan dan kearifan yang baik.
Guru yang wibawa berarti guru dapat membuat siswanya terpengaruhi oleh tutur
katanya,pengajarannya, patuh pada nasehat yang diberikan, dan dapat menjadikan
siswanya menjadi terkesima dan tekun menyimak pengajaraannya. Guru mampu
beradaptasi dan menerima keadaaan siswa – siswinya di dalam kelas. Serta guru
arif dalam mengambil leputusan serta bijaksana dalam bersikap menghadapi
tingkah laku siswa – siswi yang beraneka ragam.
Guru bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya sebagai pamong, dan orang tua
didalam lingkungan sekolah. guru juga sudah menjalankan tugasnya sebagai
motivator dan fasilisator. Guru juga memiliki rasa disiplin tinggi dalam proses
belajar mengajar, cermat dalam mempersiapkan bahan ajar yang akan disampaikan
ketika proses belajar mengajar kepada siswa – siswinya didalam kelas sesuai
dengan kemampuan siswa – siswi dalam menerima materi yang disampaikan oleh
guru. Seorang guru yang baik mampu membangun rasa semangat pada dalam dirinya
dan pada dalam diri siswa – siswi sehingga siswa antusias dalam menerima materi
pelajaran. Sikap ramah dan empati yang baik dilingkungan sekolah baik di dalam
kelas maupun diluar kelas terlihat sangat samah kepada bapak – ibu guru dengan
siswa – siswinya dan warga sekoalh lainnya.
Di lingkungan sekolah guru dijadikan panutan dan
teladan yang baik bagi siswa – siswinya, baik sesama guru maupun karyawan serta
warga sekolah lainnya dalam berpenampilan, berperialku, amupun tutur katanya.
Dalam pengendalian diri dalam berbagai situasi dan kondisi guru mampu menangani
siswa – siswinya yang berperilaku kurang baik dengan tindakan penanganan yang
baik tanpa ada kekerasan dalam lingkungan sekolah. Guru dalam memberikan
perhatikan dan dalam berlaku adil memperlakukan siswa – siswinya, tanpa membeda
– bedakan baik siswa yang berkebutuhan khusus maupun siswa yang berkebutuhan
normal. guru menganggap bahwa semua siswa mampu memiliki kemampuan yang tinggi
untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.
C. Kompetensi
sosial guru
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sekolah maupun
di luar lingkungan sekolah. Seorang guru harus berusaha mengembangkan
komunikasi dengan orang tua peserta didik sehingga terjalin komunikasi dua arah
yang berkelanjutan. Dengan adanya komunikasi dua arah, peserta didik dapat
dipantau secara lebih baik dan dapat mengembangkan karakternya secara lebih
efektif pula. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari
masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk :
1.
Kemampuan
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan
2.
Pemahaman
dan penyesuaian diri dengan kondisi peserta didik
3.
Kerja
sama dengan pejabat sekolah, seama guru, peserta didik, dan karyawan
4.
Kemampuan
menghargai pendapat dan hak-hak lain termasuk peserta didik
5.
Kemampuan
memotivasi peserta didik dan teman sejawat
6.
Toleransi
terhadap keragaman siswa
Guru menggunakan kemampuannya berkomunikasi dan berinteraksi dengan
baik kepada warga sekolah secara lisan maupun tertulis di dalam lingkungan
sekolah. Pemahaman dan penyesuaian diri dengan peserta didik mampu dilaksanakan
guru dengan memhami kondisi siswa – siswinya sesuai dengan kebutuhannya baik
yang memiliki kebutuhan khusus atau tidak.
Guru mampu membentuk kerja sama
dengan seluruh warga sekolah baik dengan pejabat sekolah, sesama guru,
peserta didik, dan karyawan sekolah. Kerja sama yang terjalin dengan baik ini
lah yang kemudian membentuk hubungan kekeluargaan diantara mereka. Kemampuan
menampung pendapat dan hak – hak orang lain mampu menciptakan toleransi
terhadap pendapat guru, maupun peserta didik lainnya. Guru tidak menutup diri
terhadap masukan dari orang lain.
Tugas guru sebagai motivator untuk peserta didik mampu dijalan
dengan baik. Guru mampu memotivasi siswa – siswinya
dengan baik dan teman sejawat yaitu guru – guru yang lainnya. Guru mampu
membangkitkan minat belajar bagi siswa – siswinya dan guru – guru lainnya dalam
menangani siswa – siswinya. Guru mampu memotivasi
siswa dalam memberikan semangat dan mampu memotivasi sesama guru untuk tidak
mudah menyerah dalam menangani siswa – siswinya dengan latar belakang karakter
yang berbeda – beda.
D. Kompetensi
pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan salah satu jenis kompetensi yang mutlak perlu
dikuasai guru. Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi khas, yang akan
membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya, terdiri dari tujuh aspek kemampuan, yaitu :
1.
Mengenal karakteristik anak didik
2.
Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran
3. Mampu mengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Memahami dan mengembangkan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi pembelajaran
Dalam
mempersiapkan perangkat pembelajaran guru selalu mempersiapkan materi bahan
ajar yang akan diajarkan ketika sudah berada di lingkungan sekolah. guru selalu
mempersiapkan alat ajar yang mendukung lainnya sebagai alat peraga dalam proses
pembelajaran. Guru mampu menggunakan teknologi komunikasi dan informasi sesuai
dengan kebutuhan materi yang akan disampaikan. Guru yang baik mampu mengenali
keunggulan dan kelemahan siswa – siswinya sehingga dalam menyampaikan materi
guru dapat menyesuaikan dengan karakteristik kebutuhan siswa – siswinya.
Penguasaan materi harus dimiliki oleh guru, metode yang digunakan guru dalam
prsoes pembelajaran di dalam kelas guru biasanya menggunakan metode ceramah,
media pembelajaran yang digunakan juga disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan.
Guru mampu mengevaluasi hasil pembelajaran sehingga
dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru dalam menyampaikan
materi dan sejauh mana tingkat pemahaman siswa dalam menangkap materi yang
diberikan oleh guru. Pengelolaan kelas yang baik oleh guru dapat menciptakan
suasana kelas yang efektif dan efiseien dalam proses pembelajaran. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara
runtut sesuai
Komentar
Posting Komentar